Senin, 02 November 2015

Karena IndoManUtd (Memang) Keluarga

In my whole life, I always search for the meaning of family. And every time I doubt, I find the answer in IndoManUtd.


Yak, udah lama gak nge-blog. Tapi, kegiatan gue di weekend kemarin (31 Oktober-1 November 2015) sukses bikin gue menghidupkan lagi blog ini :D.

Jadi, selama dua hari gue di Surabaya, menghabiskan waktu bersenang-senang bareng IndoManUtd Girls (ImuGirls) Surabaya, Jakarta, Kediri, Malang, dan sekitarnya.

Awalnya, ini gak direncanain sama sekali untuk mini gath di Surabaya mengingat IndoManUtd baru GathNas di kota itu beberapa bulan yang lalu.

Singkat cerita, sekitar dua bulan yang lalu, gue kepengen keluar kota, liburan sejenak dari kesibukan kerja. Di grup WhatsApp ImuGirls, gue nyeletuk aja pengen ke Surabaya lagi.

Eh, ternyata Mbak Shanty pengen jalan-jalan juga. Akhirnya, tercetuslah mini gathering. Gak berani bilang GathNas ImuGirls berhubung kita gak ada sounding atau ngajak member cewek lain dari luar pulau Jawa.

Entah mengapa harus tanggal 31 Oktober. Dan ternyata, alam sadar gue sepertinya yang ngasih ide karena "dia" lebih tahu kalau gue akan butuh libur pada tanggal segitu mengingat buanyaknya masalah kerjaan dan pribadi yang harus gue hadepin...

Gue dan Mbak Shanty berangkat dari Jakarta pagi. Nyampe Surabaya, langsung diajak kemana-mana sama ImuGirls Surabaya: sarapan, main ke House of Sampoerna, karaokean, makan siang, lalu ke hotel Santika Jemursari tempat kami akan "menggila" :p.
Sarapan hari Sabtu (31/10)

Gue gak mau ceritain tentang keseruan di sana. Seperti preambul di atas, gue ingin membicarakan tentang keluarga via post ini.

Selain Mbak Shanty dan Mbakyu Ryna, gue baru kenal ImuGirls beberapa bulan ini. Pertama kali ketemuan aja di Gathnas Surabaya. Setelah GathNas, kita lebih sering interaksi via grup.

Hanya dalam dua hari, gue ngerasa udah kenal sama mereka bertahun-tahun. Yang lucunya, gue menemukan hal-hal baru dari mereka yang berbeda dengan image mereka di pikiran gue selama ini.

Bahkan, gue menemukan hal baru dari Mbak Shanty, sosok yang udah gue kenal sekitar tujuh tahun terakhir. Ternyata, emak dua anak ini anggota jamaah Al Jahil-liyah. Astaga... jahil amat ini emak-emak! :))

Jadi, Mbak Shanty ternyata mem-foto beberapa ImuGirls yang lagi tidur di hotel, termasuk gue. Jangan tanya pose-pose kami seperti apa dan gue gak ada niatan untuk upload karena takut kalian yang baca post gue ini langsung muntah di tempat.

Dari keusilan Mbak Shanty, gue belajar arti keluarga.
Setelah Berkaraoke

Kesan yang paling mendalam gue dapet dari Shofi (20 tahun), ImuGirls termuda dan paling alay sejagad raya. Selama ini, gue ngira Shofi cuma cewek muda petakilan, ga bisa diem, alay amit-amit.

Tapi, hati gue dibikin hangat sama Shofi saat dia berinteraksi dengan adiknya pas ImuGirls dinner hari Sabtu (31/10/15). Hilang semua sosok petakilan, alay, kekanak-kanakan yang ada di diri Shofi pas dia ngemong adiknya. Mungkin karena Shofi dan adiknya beda 10 tahun.

Gak tahu apa Shofi nyadar, nyaris selama dinner, gue cukup sering meratiin Shofi becanda sama adiknya yang lagi main Angry Bird di gadget. Bikin gue kangen sama adik yang lagi kuliah di Medan.

Dari interaksi Shofi dan adiknya, gue belajar arti keluarga.
Nyanyi Sampai Tepar
Hanya dalam dua hari, gue juga melihat hal-hal baru dari ImuGirls. Nina, yang ternyata emang sensual tanpa perlu di buat-buat sensual :)) (Well, gak bisa lo pungkiri emang lo cewek abis sih, Nin. In a good way! :p).

Sarah.. gue kira Shofi ImuGirls paling polos karena dia muda. Bukan, yang paling polos itu Sarah :D (in a good way too! :p).

Mbak Aida yang ternyata keibuan banget, Devi yang supermandiri (nyetir mobil dari Kediri ke Surabaya apa gak mandiri tuh?). Seneng juga bisa kenal lebih jauh dengan Ratna, Tika Kediri, Maya (baru tau lagi tinggal di Jakarta :D). Sayang, gak gitu banyak ngabisin waktu sama Tika Surabaya (next time, Tika!).

Well, kebersamaan sesungguhnya bukan cuma sama ImuGirls, tapi para fans kami alias cowok-cowok IndoManUtd yang bersedia diculik untuk jadi supir dan fotografer :))

Terima kasih kepada Bebe, anggota baru IMU Surabaya yang bersedia jemput di bandara, nganter-nganter dari Sabtu pagi sampai sore. Maklum, lagi diospek member tuh :p

Terima kasih Yanuar yang juga sempat jadi supir dan nemenin gue nonton Iron Man 3 di hotel saat para ImuGirls sibuk dandan sebelum dinner Sabtu :))

Terima kasih Ajul, supir dan fotografer pada Minggu, nemenin panas-panasan demi ImuGirls bisa foto di patung Suro & Boyo :p

Udah lama juga kenal Ajul sebenernya, tapi baru tahu ada karakter lain dari cowok gagal move on ini. Ajul yang katanya galak, jutek, nyebelin abis itu cute banget tingkahnya setiap kali disinggung soal mantannya :p.

Ajul juga cute pas lagi makan ice cream di AW. "Soalnya aku suka banget ice cream," kata Ajul pas ditanya kenapa makan ice cream aja cute begitu.

*jadi, udah berapa kali gue sebut Ajul cute dalam 2 hari terakhir?*


 Di depan Patung Suro & Boyo bersama Ajul, sang Ajudan ImuGirls

Kembali ke ImuGirls. Mbakyu Ryna dan Friska jemput gue dan Mbak Shanty di bandara. Gue lupa nanya udah berapa lama mereka ada di bandara sebelum kami tiba.

Nina, Shofi, Sarah, Friska bawa motor. Pas Minggu yang amat gila teriknya di Surabaya, mereka naik motor demi menghabiskan jam, menit, dan detik menemani gue dan Mbak Shanty sebelum pulang ke Jakarta.

Awalnya, empat cewek setrong itu mau pulang setelah kami lunch di Cito karena panasnya Surabaya yang bikin mereka gak kuat nganterin ke bandara.

Tapi, mereka malah ninggalin motor di Cito, tetap nganter ke bandara naik taksi.

Dari pengorbanan Mbakyu Ryna, Friska, Nina, Shofi, dan Sarah, gue belajar arti keluarga.

Dan gue harus nahan-nahan air mata pas lihat ImuGirls menangis ketika gue dan Mbak Shanty harus masuk ke waiting room. Seperti kata Ajul pas lihat adegan perpisahan ini, kami menangis karena sadar pasti akan lama bisa ketemu lagi.
Di Bandara sebelum Kembali ke Jakarta

Yah, gue cuma bisa berdoa supaya kita semua rezekinya lancar jaya. Jadi, ga perlu nunggu GathNas untuk bisa menghabiskan waktu bersama-sama lagi.






Because family isn't determined by blood. It's determined by loyalty, caring, and love.