Bulutangkis
dunia, termasuk (dan terutama) Indonesia tercorang dengan skandal yang baru
saja terjadi pada Olimpiade 2012 di ganda putri.
Pasangan
ganda putri Indonesia, Meiliana Djauhari/Greysia Polii, akhirnya harus mengakhiri
kiprahnya di Olimpiade karena didiskualifikasi. Bersama mereka, ada tiga
pasangan ganda putri lainnya yang bernasib sama.
Bersama Meiliana/Greysia,
dua wakil Korea Selatan, Ha Jung-Eun/Kim Min-Jung serta Jung Kyung-Eun/Kim
Ha-Na serta unggulan teratas, Wang Xiaoli/Yu Yang, dianggap oleh Federasi
Bulutangkis Dunia (BWF) mencederai fair play dengan tidak bermain
serius untuk meraih kemenangan alias bermain setengah hati.
Dari
mana sih kasus ini bermula? Berikut uraian yang saya ambil dari beberapa sumber
dan pengamatan saya sendiri sebagai penonton.
Semua diawali
kekalahan tidak terduga pasangan Cina di Grup D, Tian Qing / Zhao Yunlei, atas
pasangan Denmark, Kamilla Ryterr/Christinna Peders. Kekalahan itu membuat duo
Denmark memuncaki klasemen Grup D, sementara Tian/Zhao jadi runner up.
Nah,
mulai deh bertingkah ide-ide jelek dari tim Cina. Unggulan pertama Wang
Xiaoli/Yu Yang berhadapan dengan pasangan Korea, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na di
Grup A. Hitung-hitungannya adalah, yang menjadi juara Grup A kemungkinan besar
(masih kemungkinan loh!) akan bertemu dengan Tian/Zhao di perempat final.
Kenapa
saya bilang masih kemungkinan? Karena kan masih ada elimination group (sumpah, sistemnya bikin bingung), di mana juara
Grup A akan bertemu dengan runner up Grup C, dan runner up Grup A akan
menghadapi juara Grup C. Sehabis elimination, barulah ke perempat final. (Lihat
Bagan)
Ket:
QF:
Quarter Finalist
SF:
Semi Finalist
Kembali
lagi, jadi baik Wang/Yu maupun Jung/Kim udah ‘remehin’ pertandingan di
elimination group, sama-sama enggak mau menang agar terhindar bertemu dengan
Tian/Zhao di perempat final. Kalau alasan Wang/Yu pastinya bagian dari
strategi, jikalau mereka bertemu di perempat final, berarti dipastikan
kehilangan kesempatan raih medali, even perunggu sekalipun! Mereka menargetkan
All Chinese Final! Kalau pasangan Korea, ya karena siapa sih yang mau ketemu
Cina di babak yang masih terlalu awal?
Dan ‘opera
sabun’ jilid pertama ditilik dari dramanya, yang menang Cina, tapi hasilnya
adalah Korea. Wang/Yu kalah 14-21 dan 11-21, hanya dalam
waktu 23 menit! Peringkat satu dunia lho!
Korea ‘nangkep’
maksud dari Cina ini, sehingga mereka pun berstrategi yang sama dan diterapkan
oleh ganda Korea di Grup C, Ha Jung-eun/Kim Min-jung, yang sialnya buat Indonesia karena berhadapan
dengan perwakilan kita, Meiliana Jauhari/Greysia Polii.
Bagi
yang nonton pertandingan dini hari WIB itu, pasti ngelihat kalau sebenernya
Meiliana/Greysia sempat menunjukkan keinginan pengen menang di awal set
pertama. Sayang, pasangan Ha/Kim acting-nya jelek banget, keliatan gak mau
menang. Akhirnya ganda Indonesia ‘nyadar’ bahwa jika mereka menang, maka mereka
harus berhadapan dengan Wang/Yu di elimination
group. Indonesia-pun ikut-ikutan main ‘opera sabun’.
Walhasil,
penonton kecewa, wasit dan pengadil serta official, dan pastinya seluruh
penikmat bulutangkis, kecewa dengan penampilan pengecut tidak sportif yang
ditunjukkan empat pasang ganda.
Hasilnya,
seperti yang diketahui, keempatnya didiskualifikasi dari turnamen. What a
shame!
Saya
tidak mau menyalahkan keputusan BWF memakai sistem grup baru yang njlimet ini di ajang sebesar ini, yang
banyak pihak menilai sebagai alasan munculnya kecurangan. Banyak yang menilai
lebih bagus pakai sistem lama, yaitu knock-out.
Mau
sistem apapun, sudah seharusnya yang namanya atlet mewakilkan sikap
sportivitas, pantang menyerah, tidak takut menghadapi apapun. Nyatanya? Disgrace!
Media-media
luar seperti Dailymail, Sky Sports, Guardian, BBC, semua sepakat menilai
Indonesia ‘ikut-ikutan’, dan menyoroti tingkah Cina dan Korea. Namun, bukan
berarti saya mendukung untuk membela Meiliana/Greysia, apalagi setelah mereka
mengakui bahwa mereka memang tidak mau ketemu Wang/Yu di elimination.
Meski
(mungkin) kesalahan kecil, tapi tetap saja sudah mencoreng. Hukuman
diskualifikasi sudah cukup menjelaskan bahwa Meiliana/Greysia telah memang
bersalah karena tidak sportif.
Seperti
yang dinyatakan Taufik Hidayat sebelum berhadapan dengan Lin Dan: Di setiap
turnamen, kita harus siap dengan lawan manapun. Itulah yang harusnya diresapi
betul untuk Meiliana/Greysia. Bagaimanapun, masa depan mereka di bulutangkis
masih panjang dan harapan rakyat Indonesia untuk melihat olahraga berhasil,
salah satunya di tangan mereka.
Semoga
hal ini tidak terulang lagi.
Hmm.. ternyata cuma buat menghindari lawan yg berat/senegara ya? Sampai harus mengorbankan intisari dari "Sport", yaitu Sportivitas.
BalasHapusPasangan Indonesia mestinya main normal aja harusnya, gak usah ikut2an main ajaib begini.
Jadi inget kasus Mursyid effendi dulu...