Seminggu
terakhir ini, para wanita pencinta Manchester United mendapat idola baru dalam
sosok Nick Powell. Bukan, yang pasti bukan karena kemampuannya dalam menggocek
bola, karena namanya termasuk asing di telinga penggemar bola sebelum resmi
dipinang Setan Merah dengan nilai transfer 6 juta Pounds.
Sesungguhnya
alasan ini memalukan – setidaknya bagi saya, sebagai cewek murni penggemar
olahraga kulit bundar ini – tetapi faktanya adalah opini ini sudah sangat
melekat tercipta bagi kaum hawa.
Ya,
karena tampang.
Sudah
sangat umum terdengar bahwa alasan utama yang mendasari seorang wanita menyukai
klub sepakbola tertentu adalah karena wajah dan perawakan aduhai para
pesepakbola. Sungguh alasan yang mendiskreditkan.
Namun,
kali ini, saya justru tertarik untuk membahas rekrutan anyar United dengan
wajah dan fisik yang, oke, breathtaking.
Nick
Powell, masih berumur 18 tahun! Saya pribadi baru mendengar namanya di akhir
Juni, ketika diberitakan bahwa klub kesayangan saya ini mengejar seorang
gelandang serang dari klub antah berantah, Crewe Alexandra. Saya kurang
tertarik, karena media juga lebih menghebohkan isu transfer seorang mutiara
Asia lainnya, Shinji Kagawa, yang menjalani dua musim sukses bersama Borussia
Dortmund.
Lalu,
Powell-pun resmi mendarat di Old Trafford pada tanggal 1 Juli 2012. Saya mulai googling tentang dirinya, well, maksud saya gambarnya. Foto yang
saya temukan kurang jelas, jadi komen saya datar-datar aja: ohh.. dia. Terus? Kok
mahal bener?
Jelas
saya anggap Powell ‘mahal’. Jika dibandingkan dengan harga mantan gelandang
kesayangan fans United asal Korea Selatan, Park Ji-sung, yang dihargai senilai
4 juta Pounds pada tahun 2005 silam. Apa nilai mata uang mempengaruhi tahun? Entahlah,
saya bukan ahli ekonomi, enggan membahas.
Kemudian,
pada tanggal 12 Juli 2012, Sir Alex Ferguson memperkenalan dua rekrutan barunya
di bursa transfer musim panas ini, Kagawa dan Powell. Akhirnya, saya melihat
wajah si berondong dengan jelas. Ganteng juga.
Tapi,
kegilaan justru muncul tiga hari kemudian. Saat itu, saya melihat salah seorang
teman saya retweet kicauan Powell
(saya belum follow akun Twitter-nya
saat itu). Isinya begini: And what… what’s wrong with my stallion corsa. Powell
juga kasih pic sebuah artikel yang
menulis nyeleneh tentang mobilnya
yang ‘hanya’ sebuah Corsa, jika dibandingkan dengan para pemain United dengan
mobil-mobil jauh lebih mahal seperti Bentley, Range Rover dan Lamborghini.
Ketika
selesai membacanya, saya tertawa ngakak. Ini bocah humornya berkelas. Langsung
deh saya follow dia. Humornya semakin
saya anggap ‘dewa’ ketika keesokan harinya dia nge-tweet: No. Its them parking
there Bentleys next to #stallioncorsa. Ini twit yang merespon kicauan dia
sehari sebelumnya dan menanggapi isi artikel yang terkesan mengejeknya. Namun,
dengan pede, Powell membalas dengan twit itu! :D
Ternyata
bukan hanya saya yang mendadak menyukai pemilik no punggung 25 itu. Rekan-rekan
saya di @indomanutd, juga ikutan menggila: mbakyu @rynagiggs, mba
@shantyadhitya dan kak @lisadepe serta @cuzziiii. Bahkan mbakyu Ryna membuat
nama untuk para ‘fans’ baru sang berondong, yaitu Powell Rangers!
Kami
senang karena ada pemain tampan di United. Tapi, saya tidak mau hal ini malah
menyudutkan kami sebagai penyuka sepakbola, yang murni bukan karena tampang
pemain.
Jika
dilihat dari video-video, kualitas pemain kelahiran 23 Maret 1994 itu cukup
menjanjikan. Tapi, apalah arti sebuah video jika tidak dilihat kualitasnya
secara langsung.
Menurut
kacamata amatir saya, fisiknya yang tinggi besar akan bisa menolong tim ketika
ada umpan-umpan lambung ataupun dalam merespon tendangan bebas maupun corner kick. Mumpung masih ada sosok
Paul Scholes, Powell bisa minta tutor dari sang maestro lapangan tengah.
Mungkin
musim depan Powell masih akan jarang diturunkan sebagai starter, mengingat
United memiliki stok gelandang tipe menyerang di skuadnya. Namun, jika dia bisa
memaksimalkan tur pra-musim ke Afrika Selatan dan Cina, bukan tidak mungkin
kaum wanita bisa sering menikmati wajah (dan performa) apiknya musim 2012-13
nanti.
Powell
masih muda, perjalanan kariernya masih sangat panjang. Besar harapan saya (dan
para fans United pastinya) agar dia bisa beradaptasi dengan gaya permainan
United dengan cepat. Kalau tampang aja nyaingin Beckham, tapi penampilan setara
sama Bebe, yo buat apa?
Maka,
bermainlah sehebat tampangmu, Nick!