Project #ngeblogramerame #3
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hai kamu, dimanapun kamu berada. Sehatkah?
Jodohku, aku menulis ini supaya kelak, siapapun kamu, bisa berfikir jernih sebelum memilihku.
Kadang, bukan, terlalu sering aku berfikir kapan yah kamu menampakan diri? Apakah kamu pria yang sudah aku kenal? Atau memang saat aku tulis ini, kita belum bertemu? Seandainya Tuhan mau berbaik hati, memberikan kita clue, misalnya ada namaku tertulis di keningmu & hanya aku yang bisa melihat atau sebaliknya, namamu tertulis di dahiku & kamu seorang yang bisa melihat.
Hai kamu, sang pemilik tulang rusukku. Coba kamu ingat-ingat di saat Yang Kuasa mengambil tulang rusukmu untukku. Apakah kamu memberikan label namamu disitu? Jika iya, aku akan segera ke dokter & menyuruhnya membedah serta melihat nama pemilik tulang rusuk ini.
Aku terlalu banyak berkhayal, ya. Well, inilah aku yang penasaran dan tidak sabar ingin bertemu denganmu. Sebenernya kamu ngumpet dimana sih?
Asal kamu tau, Mama sudah berisik, pengen aku menikah paling lama umur 25 tahun. Sekarang aku udah hampir 23. Well, aku kasih kamu waktu waktu 2 tahun untuk kamu memberanikan diri keluar dari persembunyianmu & datang kepadaku! :D
Maaf, dari tadi aku becanda aja. Kali ini, aku serius. Siapapun kamu nantinya, kamu pria luar biasa dalam hidupku. Bahkan, saat aku menulis ini, aku masih sulit percaya akan memiliki sosok sepertimu. Sosok yang bisa menerima keluargaku. Sosok yang mampu menguatkan keyakinanku yang rapuh terhadap pernikahan. Sosok yang sanggup mencintaiku seorang sampai maut memisahkan.
Jodohku, kekasihku. Maaf karena kelak kamu akan kesulitan meyakiniku untuk menjadi pasangan sehidup sematimu. Tapi, aku mohon padamu, jika kamu yakin bahwa aku adalah kebahagiaanmu, jangan menyerah terhadapku. Jadilah keberanianku di saat ketakutanku datang, jadilah terangku di saat kegelapan menyelimutiku.
Please, jangan menyerah terhadapku, meski aku suatu saat membuatmu sebal. Apapun masalah yang kita hadapi, tolong jangan pernah meninggalkanku.
Dan kelak, sampai akhir hayatku, aku tidak akan pernah berhenti berterimakasih padamu. Terima kasih karena berhasil memenangkan kepercayaanku. Terima kasih karena memilihku. Terima kasih atas perjuanganmu. Terima kasih atas cintamu.
Dan selamanya, percayalah, aku mencintaimu.
Penuh Cinta,
Calon Istrimu, Calon Ibu anak-anakmu
Jodohku, aku menulis ini supaya kelak, siapapun kamu, bisa berfikir jernih sebelum memilihku.
Kadang, bukan, terlalu sering aku berfikir kapan yah kamu menampakan diri? Apakah kamu pria yang sudah aku kenal? Atau memang saat aku tulis ini, kita belum bertemu? Seandainya Tuhan mau berbaik hati, memberikan kita clue, misalnya ada namaku tertulis di keningmu & hanya aku yang bisa melihat atau sebaliknya, namamu tertulis di dahiku & kamu seorang yang bisa melihat.
Hai kamu, sang pemilik tulang rusukku. Coba kamu ingat-ingat di saat Yang Kuasa mengambil tulang rusukmu untukku. Apakah kamu memberikan label namamu disitu? Jika iya, aku akan segera ke dokter & menyuruhnya membedah serta melihat nama pemilik tulang rusuk ini.
Aku terlalu banyak berkhayal, ya. Well, inilah aku yang penasaran dan tidak sabar ingin bertemu denganmu. Sebenernya kamu ngumpet dimana sih?
Asal kamu tau, Mama sudah berisik, pengen aku menikah paling lama umur 25 tahun. Sekarang aku udah hampir 23. Well, aku kasih kamu waktu waktu 2 tahun untuk kamu memberanikan diri keluar dari persembunyianmu & datang kepadaku! :D
Maaf, dari tadi aku becanda aja. Kali ini, aku serius. Siapapun kamu nantinya, kamu pria luar biasa dalam hidupku. Bahkan, saat aku menulis ini, aku masih sulit percaya akan memiliki sosok sepertimu. Sosok yang bisa menerima keluargaku. Sosok yang mampu menguatkan keyakinanku yang rapuh terhadap pernikahan. Sosok yang sanggup mencintaiku seorang sampai maut memisahkan.
Jodohku, kekasihku. Maaf karena kelak kamu akan kesulitan meyakiniku untuk menjadi pasangan sehidup sematimu. Tapi, aku mohon padamu, jika kamu yakin bahwa aku adalah kebahagiaanmu, jangan menyerah terhadapku. Jadilah keberanianku di saat ketakutanku datang, jadilah terangku di saat kegelapan menyelimutiku.
Please, jangan menyerah terhadapku, meski aku suatu saat membuatmu sebal. Apapun masalah yang kita hadapi, tolong jangan pernah meninggalkanku.
Dan kelak, sampai akhir hayatku, aku tidak akan pernah berhenti berterimakasih padamu. Terima kasih karena berhasil memenangkan kepercayaanku. Terima kasih karena memilihku. Terima kasih atas perjuanganmu. Terima kasih atas cintamu.
Dan selamanya, percayalah, aku mencintaimu.
Penuh Cinta,
Calon Istrimu, Calon Ibu anak-anakmu