Ini
kisah yang sampai tahun 2012 ini masih terjadi. Sepertinya, sampai kapanpun
pasti bisa terjadi pada siapapun.
Kenalkan,
namanya Terra. Gadis menarik walau tidak memiliki paras yang bisa membuat
lelaki terpana pada pandangan pertama. Keceriaannya lah yang menjadi nilai
tambah dari dirinya. Tidak ada yang bisa menyangka, terutama keluarganya
sendiri, karena dia, ketika masih kecil, merupakan sosok tertutup efek dari
perceraian orangtuanya.
People
change, termasuk Terra. Dia bahkan tidak ragu menyebutkan
status sebagai anak broken home ke
teman-temannya. Tidak ada satupun temannya yang tidak tahu. Karena dia sudah
memutuskan untuk menjadi anak yang lebih tegar demi mencapai kebahagiannya
sendiri.
Yang
mereka tidak tahu, bahwa itu masih berpengaruh di kehidupan Terra,
termasuk percintaannya. Belum pernah pacaran, meski sudah hampir 23 tahun.
Status terbaiknya hanya sampai “calon pacar”. Seharusnya dia sudah terbiasa dan
malah menerima. Tidak mudah untuk menerima seorang gadis dengan family background yang kurang baik,
untuk dijadikan pasangan seorang pria. Well,
setidaknya inilah yang terjadi di negara ini. Tapi, ternyata tidak. Terra masih
bisa terluka.
Sang
oknum bernama Harris. Mereka berkenalan tahun 2008 silam di sebuah cafe. Saat
itu Harris bersama temannya, sementara Terra sedang nonbar bola bersama
teman-teman satu komunitasnya ketika masih tinggal di Medan. Di pertemuan
pertama itu tidak ada hal terjadi, walau Terra menyadari Harris begitu menarik.
Begitu juga pertemuan-pertemuan selanjutnya yang terjadi tepat setelah Harris
ikut bergabung di komunitas fans sepakbola Terra. Tetap tidak ada perasaan
apapun. Bahkan setelah Harris bekerja di Jakarta, perasaan itu tetap tidak
datang.
Pertengahan
2009, Semesta mengizinkan mereka bertemu, saat Terra bermain ke Jakarta, sebulan
sebelum rencana kedatangan MU, klub bola favoritnya. Tiba-tiba saja Harris
menghubunginya, sms lebih tepatnya.
"Aku
lihat di FB, kamu di Jakarta, Dek." Kata Harris di sms.
Mulai
saat itu, mereka rajin komunikasi. Tepatnya Harris yang mulai mengajak
komunikasi, misal sms di pagi hari hanya mengucapkan selamat pagi ditambah
sepenggal ayat dari Alkitab, lalu ditutup dengan: GBU. Atau sms selamat tidur
yang begitu manis.
Terra
tidak bodoh. Dengan cepat dia menyadari bahwa Harris tertarik padanya. Dan
Terra hanya gadis normal pada umumnya, yang otomatis terpesona dengan kata-kata
manis seperti itu. Tapi, sekali lagi, Terra gadis pintar. Belajar dari
pengalamannya selama ini, dia tidak mau berharap terlalu banyak. Jadi, dia hanya
memutuskan mengikuti angin cinta Harris. Termasuk ketika Harris mengajak dinner.
Saat
itu hari Jumat, hari dimana mereka janjian dinner
di sebuah cafe kawasan Tebet.
"Aku
pulang kantor jam 5. Kita bertemu jam 6 ya?" begitu isi pesan singkat dari
Harris..
Sesuai
waktu yang ditentukan, mereka pun bertemu. Oke, Terra telat sedikit. Harris
sudah menunggunya.
"Apa
kabar?" Harris tersenyum sumringah, menyalami Terra.
Terra
membalas senyumannya. Dalam hati merasa puas dengan penampilannya yang casual, kaus MU dipadu jeans. Dia memang
tomboy. Sempat dia mempertimbangkan untuk tampil lebih feminin karena berfikir
Harris akan berpakaian layaknya orang baru pulang kantor. Ternyata tidak.
Harris datang dengan T-shirt dipadu celana jeans pendek, sendal dan topi.
Kemudian
dinner itu dimulai. Mereka makan, berdiskusi seru, dan bercanda. Terlihat
begitu klop. Terra merasa seperti itu sehingga perasaan tertarik dan tersanjung
timbul di hatinya. Masih tidak percaya, sosok tampan, mapan, dan yang
terpenting, religius, bisa menyukainya.
Sebenarnya,
saat itu Terra belum yakin apa Harris benar-benar menaruh perasaan padanya.
Jika dia sudah yakin, Terra pasti langsung bilang statusnya sebagai tameng,
penahan kekecewaan yang akan datang ketika cintanya gagal lagi. Dan akhirnya
"kode" itu datang.
"Kamu
besok ada acara gak?"
"Gak
ada. Kenapa Bang?"
"Besok
jalan, yuk?"
Terra
terdiam, ini pengalaman pertamanya ada cowok yang menarik perhatiannya,
mengajak dia jalan.
Belum
sempat Terra menjawab, Harris bertanya lagi.
"Kamu
biasa gereja dimana?"
"Deket
rumah."
"Minggu
gereja bareng, ya. Aku mau kenalin kamu ke temen-temen aku."
Positif. Dia pasti ada rasa sama aku, pikir Terra. Karena sudah yakin, Terra pun menceritakan statusnya. Dan untuk pertama kalinya, Terra berharap bahwa sosok di hadapannya sekarang adalah pria berani yang ditunggunya selama ini.
Positif. Dia pasti ada rasa sama aku, pikir Terra. Karena sudah yakin, Terra pun menceritakan statusnya. Dan untuk pertama kalinya, Terra berharap bahwa sosok di hadapannya sekarang adalah pria berani yang ditunggunya selama ini.
Dan
sepertinya gayung memang bersambut. Harris terlihat tidak masalah dengan hal
tersebut, walau memang pertanyaan ngajak jalan dan gereja itu belum ada
kelanjutannya. Bahkan sampai waktunya pulang, hampir jam 9 malam, ajakan
tersebut tidak disinggung lagi.
Tapi
sepertinya semua berjalan dengan baik, karena saat pulang itu justru yang
menimbulkan debaran di jantung Terra.
Sejak
keluar dari cafe sampai berdiri menunggu angkot, mereka berjalan beriringan,
dengan tangan saling bersentuhan. Gosh,
my heart's beating so fast..
Harris
juga begitu melindungi. Ketika menyebrang, dia akan berada di sisi yang
berlawanan dengan arah datangnya kendaraan, melindungi Terra yang sebenernya
tidak membutuhkan sama sekali karena dia perempuan mandiri.
Mereka
berpisah di terminal Kampung Melayu. Harris akan melanjutkan perjalanan ke
kost-nya menggunakan busway, sementara Terra akan naik metromini. Yang membuat
Terra semakin terpesona, karena Harris rela menunggu Terra naik metromini yang
datang agak lama, padahal busway sudah mau tutup.
Mereka
masih asyik ngobrol, sampai akhirnya metromini datang.
"Kamu
jangan duduk di tempat yang gelap ya dek. Hati-hati. Kalau sudah sampai, sms
ya." Pesannya.
Ternyata
belum sampai setengah jalan, Terra sudah di sms, tanya apakah sudah tiba atau
belum. Dan ketika sampai rumah, Terra melaporkannya ke Harris, yang kemudian
dibalas Harris dengan ucapan penutup yang sering dikirimkannya setiap malam.
Itu
sms terakhirnya.
Tidak
ada sms selamat pagi lagi. Maka jangan harapkan ajakan jumat malam yang lalu
ada.
Tapi
Terra masih berharap, sampai ketika Minggu malam tiba.
Dan
akhirnya dia menyadari, cintanya layu sebelum berkembang. Lagi.
Dan
ini lebih menyakitinya lebih dari sebelumnya. Yang sebelumnya, tidak pernah
masih bersikap romantis ketika tau tentang statusnya seperti yang Harris
lakukan.
Aku ga butuh dikasihani, mesti ya
dia buat begitu?
Dua
bulan kemudian, Terra tidak sengaja melihat profile
FB Harris. In a relationship with
**********.
Terra
tertegun. Pelajaran cinta didapatnya lagi. Hah,
mudah sekali berpaling! Dengan kepala tegak, Terra memutuskan untuk
membuang segala hal tentang Harris dari hidupnya.
Saat
Terra ditanya seorang temannya, apakah dia sudah jatuh cinta dengan Harris,
Terra berfikir. Tidak, gue belum jatuh
cinta, hanya tertarik. Untunglah, karena hanya tertarik saja ego gue sudah
terluka banget, gimana kalau jatuh cinta?
Ya,
Terra sadar, jika dia sempat jatuh cinta pada Harris, dia tidak akan pernah
bisa jatuh cinta lagi. Sebab, kalau itu sampai terjadi, bukan hanya ego saja,
tapi kepercayaannya pada cinta juga akan hancur menjadi serpihan...
terra = theresia kalo harris = siapa yaa?? *mikir. lanjutin ya tet...
BalasHapuswakakakaaaaaa.... ntar dilanjutin deh mbakyu ;))
BalasHapus