Jumat, 29 Juni 2012

Review Movie: The Bourne Ultimatum



Satu kata doang buat The Bourne Series: EPIC. Gara-gara Jason Bourne, gue amat sangat mencintai Matt Damon.
The Bourne Series terdiri dari 3 film: The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004) dan The Bourne Ultimatum (2007). Satu lagi sih sebenernya ada dan akan tayang tahun ini juga, yaitu The Bourne Legacy. Tapi, berhubung Matt Damon gak main di seri ke-4 dan filmnya juga belum tayang, gue hitung tiga aja.
Yah aneh aja, judul ada The Bourne-nya tapi tanpa sosok Jason Bourne.
Langsung aja, bagi yang belum pernah nonton The Bourne, jangan lompat-lompat nonton serinya yak! Bingung yang ada malah. Ikuti aja urutannya, karena memang film-nya kudu fokus banget.
Secara singkat, mau meringkas dua seri sebelumnya. Jason Bourne, yang mendapat amnesia setelah dibuang ke laut, mencoba mencari jati dirinya. Sepanjang pencarian identitas itu, dia kembali dicoba untuk dibunuh oleh persekongkolan gelap di CIA (dan Treadstone). Bourne – kemudian jadi buronan Eropa -  harus berkeliling (dan kabur) ke sejumlah negara di Eropa untuk menemukan memori-memori yang hilang dari ingatannya.
The Bourne Ultimatum dibuka dengan adegan terakhir di The Bourne Supremacy, di mana Bourne sedang dikejar-kejar kepolisian Rusia di Moscow. Singkatnya, Bourne kembali selamat dari kejaran polisi.


Beberapa minggu kemudian (lupa pastinya), Bourne pergi ke London naik kereta, baca berita tentang kematian pacarnya Marie (The Bourne Supremacy). Hilang ingatan dan orang yang dicintai membuat Bourne tidak lagi hanya ingin mengetahui siapa dirinya, tapi juga balas dendam ke orang-orang yang membuatnya seperti itu.
Sejauh ini, Bourne dibantu dua orang, Simon Ross (Paddy Considine), wartawan The Guardian dan Nicky Parsons, mantan anggota Treadstone, organisasi yang ngajarin Bourne jadi pembunuh sebelum dia hilang ingatan. Dari Ross-lah Bourne tahu tentang masa lalunya dan Treadstone, sehingga Bourne bisa menemukan Parsons.
Hal itu akhirnya diketahui sama pemimpin Treadstone, Noah Vosen, yang kemudian menyuruh assassin untuk membunuh Bourne dan Ross agar rahasia Treadstone tidak diketahui. Vosen kemudian menyuruh orang lagi untuk membunuh Parsons, yang ketahuan nge-hack akses di Treadstone.
Sejauh ini, kejar-kejaran terjadi lagi, yan pasti bikin jantung degdegan. Dan, masih, Bourne masih selamat. Bourne lanjutin perjalanannya, dengan kembali ke New York.
Sesampainya di New York, Bourne menghubungi salah satu anggota CIA yang memang bertugas untuk nangkep Bourne, Pamela Landy (Joan Allen). Bourne berada di atap gedung seberang CIA, dan lagi bidik senapan laras panjang tepat ke arah Landy. Tapi dia bukan mau bunuh Landy, melainkan terimakasih karena si Landy udah ngirimin tape recorded yang berisi sedikit rahasia tentang Treadstone (The Bourne Supremacy). Dia juga nyuruh Landy istirahat karena mukanya kelihatan capek, habis itu telepon langsung dimattin. Landy sadar kalau Bourne ada di New York dan berada di atap gedung itu.

Jason Bourne dan Nicky Parsons, ternyata pernah terlibat romance sebelum Bourne amnesia
 
Vosen nerima pesan dari Landy kalo Bourne pengen ketemu dengan si Vosen. Isi smsnya adalah tempat dan waktu pertemuan. Vosen terjebak, karena Bourne berhasil masuk ke kantor Vosen dan nyuri dokumen tentang program rahasia Treadstone (namanya Blackbriar). Vosen sadar, dan kembali, adegan kejar-kejaran.
Singkat lagi, Bourne akhirnya tahu masa lalunya, bahwa dia mantan pembunuh dan telah dicuci otaknya. File yang dia curi dari kantor Vosen langsung dikasih ke Landy. Di situ Landy ngaku alasan dia nolong Bourne karena memang dia tidak terlibat dengan program Treadstone.
Menjelang akhir cerita, Bourne berhadapan dengan salah satu anak buah Vosen, Paz. Tapi Paz membiarkan Bourne pergi, yang tanpa diketahui ada Vosen lagi megang senjata. Vosen nembak Bourne tepat saat Bourne lompat ke East River.
Film ini diakhiri dengan Parsons yang nonton berita tentang Bourne yang diberitakan tewas tenggelam di East River. Parsons tersenyum karena tahu Bourne masih hidup dan kembali kabur dari kejaran CIA.
Untuk penggemar film action, pasti sangat dipuaskan dengan aksi-aksi kejar-kejaran antara CIA – Bourne – Treadstone. Efeknya keren abis, dan terlalu banyak mobil mewah yang menjadi ‘korban’. Alur The Bourne Ultimatum bisa dibilang lebih cepat dari dua seri sebelumnya, yang pasti bisa bikin penonton lupa napas karena suguhan aksi-aksi menegangkan dan juga terlalu sibuk mikir mengaitkan benang merah dari satu kejadian ke kejadian yang lain.
Untuk para cewek, jelas lupa napas tiap Matt Damon muncul. Jantan banget euy… *ngelap ences*
Dari tiga seri, The Bourne Ultimatum-lah yang dianggap tersukses, bahkan rating-nya mencapa 9 koma dari 10. Bukan cuma itu, film ini juga meraih 3 piala Oscar karena kehebatan kru di balik layar, yaitu Best Film Editing, Best Sound Mixing, dan Best Sound Editing.
Overall, yang belum nonton, segeralah! Dijamin gak nyesel.

1 komentar: